Entah dari mana datangnya tiba-tiba kesempatan itu datang. Sebuah surat datang ke kantor saya meminta beberapa relawan untuk mengawasi ujian masuk sebuah kampus plat merah yang diselenggarakan serentak seluruh Indonesia. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengiyakan untuk ikut.

29IMG_0466.jpgNostalgia, itu yang saya rasakan ketika mengikuti kegiatan ini. Kampus tersebut adalah kampus yang sama dengan tempat saya mencari gelar pendidikan, mencari jalan hidup, dan mencari wawasan baru. Sebuah kampus yang membuat saya rela melepas kuliah di tempat lain walaupun jurusan di kampus lain tersebut adalah yang paling saya inginkan.

Kampus tersebut adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Sebuah kampus plat merah, karena ia berikatan dinas dengan lembaga pemerintah yaitu Kementerian Keuangan. Cap di mana ketika masuk STAN maka otomatis menjadi PNS Kemenkeu membuat peminat kampus ini membludak tiap tahunnya.

Sekitar lima tahun lalu, saya mencoba seleksi masuk sebuah kampus yang kata orang bilang salahsatu yang paling sulit di antara kampus-kampus di Indonesia. Benar sekali, ketika saya mendaftar, ada lebih dari seratus ribu orang pesertanya. Dari jumlahnya saja sudah sangat tidak masuk akal. Tapi ya namanya coba peruntungan saya pikir tidak ada salahnya.

Saya ikut ujian di wilayah Bandung, sesuai asal homebase saya. Kebetulan juga mendapat tempat ujian di SMK ayah saya. Kebetulan ini membuat ayah saya sedikit napak tilas melihat bagaimana perubahan sekolahnya dulu. Pagi-pagi benar saya datang, tangan saya sudah dingin sekali dan berkali-kali saya ke kamar mandi karena udara dingin. Sampai akhirnya ujian di mulai, suasananya saya pikir sangat menyeramkan. Karena beberapa orang terlihat sangat pintar dan banyak yang membaca-baca sebelum ujian. Sangat berbeda dengan saya yang cuman main hp saja, walaupun di pikiran ini sudah tidak karuan hahha.

bc_prodip[1].JPG

Lima tahun berikutnya, yaitu sekarang saya kembali mengikuti suasana yang sayaĀ bilang menyeramkan tersebut. Tapi sekarang berbeda sekarang saya berada di depan, mencoba menginstruksikan pada adek-adek pencari jalan hidup untuk mengumpulkan kertas ujiannya. Rasanya aneh, saya di dalam ruang ujian sebenarnya sangat ingin ketawa karena berpikir oh ternyata begini wajah saya saat dulu ujian.

 

 

Beberapa bulan kemudian, pengumuman muncul. Untuk daerah Jambi ujian selanjutnya dilaksanakan di Palembang. Saya melihat daftar yang lolos seleksi satu, ada lima orang yang lolos dari ruang ujian saya. Alhamdulillah, saya telah sukses membantu lima orang tersebut.

Untuk semua yang lolos, saya doakan semoga sukses dan kami menti kalian di dunia kerja! See ya!

DSC_9746.jpg
Jiwa untuk Negeri!